Interaksi Sosial


Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam bergaul, berbicara, bersalaman, bahkan bertentangan sekalipun kitamemerlukan orang lain. Hubungan itu terjadi karena manusia tidak bisa memenuhi kebutuhannya seorang diri. Coba bayangkan bila kita hidup sendiri tanpa ada satu pun manusia di sekitar kita. Bagaimana kita bisa makan, berteduh, atau mengembangkan keturunan? Bagaimana kita mempertahankan diri dari segala gangguan? Mustahilkan?


Dengan demikian, hubungan sosial antarmanusia terjalin dalam angka memenuhi kebutuhan hidup bersama. Dalam hubungan itu satu sama lain saling memengaruhi. Seorang pedagang membutuhkan jasa seorang sopir untuk mengangkut barang dagangannya ke pasar. Sebaliknya, sang sopir membutuhkan pedagang agar ia dapat memperoleh uang secara halal dengan cara mengantarkannya ke pasar. Hubungan timbal balik seperti itu disebut interaksi sosial. Interaksi sosial terjadi apabila satu individu melakukan tindakan sehingga menimbulkan reaksi bagi individu-individu lain. Interaksi sosial tidak hanya berupa tindakan yang berupa kerjasama tetapi juga dapat berupa persaingan dan pertikaian.
Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok.

Agar interaksi dapat terjadi, dibutuhkan beberapa syarat. Menurut Gillin seperti dikutip oleh Soerjono Soekanto (1989), syarat terjadinya interaksi sosial berupa adanya kontak sosial dan komunikasi.
A. Kontak Sosial
Kontak sosial mengacu pada hubungan sosial antara individu satu dengan individu lain yang bersifat langsung, seperti sentuhan, percakapan, maupun tatap muka sebagai wujud aksi dan reaksi.
Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan saat ini telah memungkinkan terjadinya kontak sosial secara tidak langsung. Pihakpihak yang saling berhubungan menggunakan seperangkat alat saat mengadakan kontak sosial.
B. Komunikasi
Komunikasi merujuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung maupun melalui alat bantu agar orang lain memberikan tanggapan atau respons tertentu. Komunikasi muncul setelah kontak berlangsung (ada kontak belum tentu terjadi komunikasi).


Interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
  • Pelakunya lebih dari satu orang.
  • Ada komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
  • Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pelaku.
  • Ada dimensi waktu (masa lampau, maka kini, dan masa datang) yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung

Karp dan Yoels seperti dikutip oleh Kamanto Sunarto (2000) mengemukakan bahwa untuk dapat berinteraksi, seseorang perlu mempunyai informasi mengenai orang yang berada di hadapannya. Manakala ia asing bagi kita karena kita tidak mengetahui riwayat hidupnya dan tidak tahu kebudayaannya, maka interaksi sosial sukar dilakukan. Menurut Karp dan Yoels, orang mencari informasi mengenai orang yang dihadapinya dengan mengamati ciri fisik yang diwarisi sejak lahir, seperti jenis kelamin, usia, ras, serta penampilan atau daya tarik fisik, penampilan busana, dan percakapan.
Dalam masyarakat yang mengenal diskriminasi ras seperti Amerika Serikat pada masa lampau, interaksi tergantung pada warna kulit orang yang berinteraksi. Perlakuan berbeda akan dialami oleh orang kulit hitam saat berinteraksi dengan orang kulit putih. Seperti tampak dalam kisah yang diceritakan oleh Kamanto Sunarto (2000) berikut. Pada suatu hari mobil seorang dosen berwarna kulit hitam mogok di suatu kota kecil di daerah selatan Amerika Serikat. Sang dosen ditolong oleh seorang agen polisi berwarna kulit putih. Meskipun tahu bahwa pengemudi mobil berkulit hitam itu seorang dosen, tetapi polisi itu menyapa si dosen dengan panggilan ”boy” dan meminta agar dosen itu menyapanya dengan sapaan ”sir”. Ini suatu aturan di masa lampau yang berlaku dalam interaksi antara orang kulit putih dengan orang kulit hitam. Aturan itu menganggap bahwa orang kulit putih lebih unggul daripada orang kulit hitam (white supremacy). Permintaan untuk disebut ”sir” dan
pemakaian sebutan ”boy” seperti itu tidak akan dilakukan si polisi seandainya warna kulit pengemudi mobil yang mogok tersebut putih, walaupun status sosialnya lebih rendah daripada posisi dosen.

Beberapa ciri fisik yang dapat memberikan informasi bagi orang yang berinteraksi sebagai berikut :
a. Usia
Terdapat perbedaan sikap dan perbuatan individu saat berinteraksi dengan orang yang dianggap lebih tua, seperti kakek, nenek, ayah, ibu, paman, atau bibi. Perbedaan itu tampak ketika dibandingkan dengan sikap dan perbuatan individu saat berinteraksi dengan orang yang sebaya atau dengan orang yang lebih muda.
b. Jenis Kelamin
Kita tengah mengungkapkan kekesalan mengenai suatu hal kepada seorang teman yang kebetulan berjenis kelamin sama dengan kita, misalnya sesama laki-laki. Kita tentu merasa bebas mengekspresikan emosi sehingga tidak sadar keluar katakata yang tidak sopan. Akan tetapi, ketika datang seorang teman perempuan, bagaimana sikap dan tindakanmu kali ini? Apakah sikap dan tindakanmu akan berubah? Jenis kelamin sangat memengaruhi interaksi. Jika kita berinteraksi dengan orang yang jenis kelaminnya tidak jelas (waria), sering kita mengalami kebingungan untuk menyapanya. Sapaan mana yang akan kita pilih? ”Pak”, ”bu”, ”mas”, atau ”mbak”? Untuk menghindari kesulitan interaksi itu, orang lebih memilih untuk tidak berinteraksi.
c. Penampilan Fisik
Orang yang berpenampilan fisik menarik akan lebih mudah bergaul. Hal ini disebabkan karena banyak orang yang merasa senang berinteraksi dengannya. Sedangkan orang yang berpenampilan fisik tidak menarik sering mengalami kesulitan dalam pergaulan.
d. Penampilan Berbusana
Jika kita masuk ke perkantoran dengan berpakaian formal, bagaimana perlakuan petugas yang menemui kita? Seandainya kita mengganti pakaianmu dengan kaus tanpa kerah dan celana jin, apakah petugas itu akan memperlakukan kita dengan hormat? Pengalaman semacam itu menunjukkan bahwa pakaian yang kita kenakan memengaruhi interaksi yang kita lakukan.
e. Percakapan
Kata-kata yang diucapkan oleh seseorang juga memengaruhi dalam berinteraksi. Dalam suatu percakapan kita mungkin pernah mendengar seseorang mengucapkan kalimat ”Saya kemarin tidak dapat hadir karena mendadak dipanggil pak menteri.”; ”Tiap hari saya pergi ke kantor naik BMW ini.”; atau ”Kemarin saya baru tiba dari Swiss, lusa saya harus terbang ke Jerman.” Ungkapan-ungkapan itu berfungsi untuk menunjukkan status orang yang berbicara. Dia berharap lawan interaksinya mengetahui bahwa dia berkuasa, kaya, atau mempunyai prestise.

Dari berbagai macam sumber informasi yang digunakan manusia, Karp dan Yoels menyimpulkan bahwa interaksi merupakan suatu keahlian yang memerlukan kemampuan yang tinggi. Agar dapat berinteraksi, orang harus memperhitungkan semua sumber tersebut. Namun, proses itu tidak selalu lancar dan tepat. Kekeliruan dan salah paham pun sering terjadi karena informasi yang diperoleh dapat saling bertentangan. Misalnya, seseorang yang berpakaian sebagai laki-laki eksekutif tetapi menampilkan gerak-gerik mencurigakan seperti gerak-gerik seorang pencopet. Oleh karena itu, seseorang yang terlibat dalam interaksi harus dapat memilah berbagai macam informasi yang diterima sehingga dapat memaknainya dengan tepat.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Interaksi Sosial
Interaksi sosial sebagai bentuk hubungan manusia yang menimbulkan aksi dan reaksi dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor dari luar individu. Menurut Soerjono Soekanto, faktor yang memengaruhi interaksi sosial ada enam macam, sebagai berikut:
a. Imitasi
Imitasi adalah proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Imitasi dapat berakibat positif bila yang ditiru merupakan individu-individu baik menurut pandangan umum. Tetapi imitasi juga bisa bersifat negatif jika individu yang ditiru berlawanan dengan
pandangan umum.
Contoh: banyak anak SMA mengikuti mode rambut artis
dicat dan panjang bagi laki-laki.
b. Sugesti
Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/ pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang. Sugesti biasanya dilakukan dari orang-orang yang berwibawa dan mempunyai pengaruh besar di lingkungan sosialnya. Cepat atau lambat proses
sugesti tergantung pada usia, kepribadian, kemampuan intelektual, dan kemampuan fisik
seseorang. Sugesti dapat berupa berbagai bentuk sikap atau tindakan seperti perilaku, pendapat, saran, dan pertanyaan. Reklame dan iklan yang dimuat di media
cetak, atau media elektronik juga merupakan salah satu bentuk sugesti yang bersifat massal.
Contoh: iklan sampo yang diperagakan oleh seorang yang seolah-olah rambutnya rontok, setelah memakai sampo tersebut rambutnya menjadi kuat/tidak rontok dan tebal.
c. Identifikasi
Identifikasi adalah kencenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan individu lain yang ditiru. Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi disebut idola (dari kata idol yang berarti sosok yang dipuja). Identifikasi merupakan bentuk lanjut dari proses sugesti dan proses imitasi yang telah kuat.
Contoh: seorang mahasiswa yang mengagumi dosennya, sering mengidentifikasi dirinya seperti dosen yang dikaguminya.
d. Simpati
Simpati adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya
merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Perasaan simpati dapat disampaikan kepada seseorang, sekelompok orang, atau lembaga formal pada waktu khusus misalnya peringatan ulang tahun kemerdekaan RI , kenaikan kelas, atau kenaikan jabatan.
Agar simpati dapat berlangsung, diperlukan adanya saling pengertian antara
kedua belah pihak. Pihak yang satu terbuka mengungkapkan pemikiran atau isi hatinya,
sedangkan pihak yang lain mau menerimanya. Itulah sebabnya simpati merupakan dasardasar persahabatan.
Contoh: perasaan simpati seorang perjaka terhadap gadis yang akhirnya menimbulkan perasaan cinta kasih di antara keduanya.
e. Motivasi
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok, kelompok kepada kelompok, individu kepada individu. Motivasi dapat berupa sikap, perilaku, pendapat,
saran, dan pertanyaan.
Contoh: penghargaan kepada siswa yang berprestasi merupakan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih giat.
f. Empati
Empati adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka.
Contoh: kalau kita melihat orang lain mendapat musibah,kita seolah-olah ikut menderita.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial secara garis besar dapat kita bedakan menjadi dua yaitu interaksi sosial yang bersifat assosiatif dan interaksi sosial yang bersifat dissosiatif
a.  Interaksi sosial yang bersifat assosiatif
Interaksi sosial yang bersifat assosiatif dapat berbentuk kerja sama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
b. Interaksi sosial yang bersifat dissosiatif
Interaksi sosial yang bersifat dissosiatif mengarah kepada bentuk pertentangan atau konflik yang berwujud persaingan, kontravensi, pertikaian, dan permusuhan. Interaksi sosial bersifat dissosiatif disebut pula proses oposisi. Konflik atau pertentangan adalah suatu proses yang terjadi apabila individu atau kelompok berusaha mencapai tujuan dengan jalan menentang pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.

    Hubungan antara suatu individu masyarakat dengan relasi - relasi sosial lainnya,menentukan struktur dari masyarakatnya yang dimana hubungan antar manusia dengan relasi tersebut berdasarkan atas suatu komunikasi yang dapat terjadi di antara keduanya. Hubungan antar manusia atau relasi – relasi sosial,suatu individu dengan sekumpulan kelompok masyrakat,baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok – kelompok dan antar kelompok masyarakat itu sendiri,menciptakan segi dinamika dari sisi perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebelum terbentuk sebagai suatu bentuk konkrit,komunikasi atau hubungan yang sesuai dengan nilai – nilai sosial di dalam suatu masyarakat,telah mengalami suatu proses terlebih dahulu yang dimana proses – proses ini merupakan suatu bentuk dari proses sosial itu sendiri.

0 comments:

Post a Comment